Laporan Praktikum
ALAT DAN MESIN
PERTANIAN
Pengolahan Tanah Dan Pengambilan Data Lapangan
Oleh
Kelompok 1
Lanuihsan :
1127040068
Muh. Aksa :
1127040049
Nurhayati :
1127040052
Rikno Amalia :
1127040065
Antri Jayadi :
1127040087
Tuti Handayani A: 1127040059
Ahmad Muhlis :
1127040055
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2012 / 2013
HALAMAN KONSULTASI
NAMA
: Lanuihsan :
1127040068
Muh. Aksa : 1127040049
Nurhayati : 1127040052
Rikno Amalia : 1127040065
Antri Jayadi : 1127040087
Tuti Handayani A : 1127040059
Ahmad Muhlis : 1127040055
PRODI : PENDIDIKAN TEKNOLOGI
PERTANIAN (S1)
FAKULTAS : TEKNIK UNM
NO
|
HASIL KONSULTASI
|
PARAF
|
|
|
|
Makassar, 27 Juni 2013
Dosen pembimbing
Drs.
KADIRMAN.,MS
HALAMAN
PENGESAHAN
KEGIATAN
PRAKTEK ALAT DAN MESIN PERTANIAN
1)
A. Judul
Kegiatan : Pengolahan Tanah
B. Jenis Kegiatan :
Pengolahan Tanah Pertama Dan Kedua
ü Membersihkan
Lahan Baru Dari Tanaman Pengganggu
ü
Pengolahan Tanah
Pertama (Bajak Singkal)
ü
Pengolahan Tanah Kedua (Glebek/ Harrow
Rotor)
ü
Pengolahan Tanah Kedua (Garu/Leveller)
2) Pelaksanaan Kegiatan
A. Nama : Lanuihsan : 1127040068
Muh. Aksa : 1127040049
Nurhayati : 1127040052
Rikno Amalia : 1127040065
Antri Jayadi : 1127040087
Tuti Handayani A : 1127040059
Ahmad Muhlis : 1127040055
B.
Jurusan : Pendidikan Teknologi Pertanian
C. Fakultas
: Fakultas Teknik UNM
3) Alamat Pelaksanaan praktek
Alamat kampus
: Jl Dg Tata Raya Parang
Tambung Barat
4)
Lama Kegiatan : 3 (tiga) Bulan
Makassar,
27 Juni 2013
Mengetahui
Dosen
pembimbing Pelaksana
kegiatan
Drs.
KADIRMAN MS LANUIHSAN
Nip: N1M : 1127040068
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan hidayah-Nya
sehingga laporan praktikum ini yang membahas tentang pengolahan manisan dan
asinansalak dapat terselesaikan. Penulisan laporan praktikum ini bertujuan
untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah
Alat dan Mesin Pertanian. Selain untuk memenuhi tugas akhir, tujuan penulis
dalam penulisan laporan ini adalah sebagai hasil akhir dalam praktikum
pengolahan lapangan yang dipraktikkan.
Dalam
penyelesaian laporan praktikum lapangan ini, penulis banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat
bimbingan dari segala pihak, akhirnya laporan praktikum ini dapat terselesaikan
walaupun masih banyak terdapat kekurangan. Karena itu, sudah sepantasnya jika
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Reski Drs. Kadirman.,MS.
Penulis menyadari sebagai seorang
mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar
dalam penulisan laporan, bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang berguna agar
laporan ini menjadi lebih baik. Harapan
penulis, mudah-mudahan laporan yang ini
dapat digunakan sebagai referensi bagi adik-adik yang akan datang dan
bermanfaat bagi pembaca, rekan mahasiswa dan yang lainnya .Amin .
Makassar, 27 Juni 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN KONSULTASI ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
A.
Latar
Belakang Praktek 1
B.
Tujuan
Praktek 2
C.
Manfaat
Praktek 3
BAB II. KAJIAN TEORI 4
A.
Cangkul
Dan Sabit (mattock and sickle) 4
B.
Traktor
tangan (hand tractor) 7
C.
Bajak
singkal (mold board plow) 15
D.
Glebek
(harraow rotor) 22
E.
Garu
(leveller) 23
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK 28
A.
1. Membersihkan Lahan Baru Dari
Tanaman Pengganggu 28
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 28
3. Bahan Yang Digunakan 28
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3) 28
5. Langkah Kerja 28
5.1. Persiapan Kerja 28
5.2.
Pelaksanaan Kerja 28
5.2.1.
Pengoperasian Alat/ Mesin 28 5.2.2.
Tabulasi Data/ Pengukuran 29 5.2.3.
Perhitungan 29 5.2.4.
Hasil 29
5.
3. Perawatan Alat/Mesin 30
B.
1. Pengolahan tanah pertama (bajak
singkal) 30
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 30
3. Bahan Yang Digunakan 30
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3) 30
5. Langkah Kerja 31
5.1. Persiapan Kerja 31
5.2.
Pelaksanaan Kerja 31
5.2.1.
Pengoperasian Alat/ Mesin 31
5.2.2.
Tabulasi Data/ Pengukuran 32
5.2.3.
Perhitungan 33
5.2.4.
Hasil 33
5.
3. Perawatan Alat/Mesin 33
C. 1.
Pengolahan Tanah Kedua (Glebek/ Harrow Rotor) 34
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 34
3. Bahan Yang Digunakan 34
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3) 34
5. Langkah Kerja 34
5.1. Persiapan Kerja 33
5.2.
Pelaksanaan Kerja 35
5.2.1.
Pengoperasian Alat/ Mesin 35
5.2.2.
Tabulasi Data/ Pengukuran 36
5.2.3.
Perhitungan 36
5.2.4.
Hasil 37
5.
3. Perawatan Alat/Mesin 37
D.
1. Pengolahan Tanah Kedua (Garu/Leveller) 37
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 37
3. Bahan Yang Digunakan 38
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3) 38
5. Langkah Kerja 38
5.1. Persiapan Kerja 38
5.2.
Pelaksanaan Kerja 39
5.2.1.
Pengoperasian Alat/ Mesin 39
5.2.2.
Tabulasi Data/ Pengukuran 40
5.2.3.
Perhitungan 40
5.2.4.
Hasil 41
5.
3. Perawatan Alat/Mesin 41
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 42
A. KESIMPULAN 42
B. SARAN-SARAN 42
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 44
BAB I
PENDAHULUAN
D.
Latar
Belakang Praktek
Indonesia
adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian
sebagai seorang petani. Begitu banyaknya pulau dan daratan membuat bidang
pertanian berkembang dengan sangat pesat. Dukungan iklim dan cuaca yang baik
juga menjadi faktor pendorong kemajuan sektor ini. Untuk meningkatkan hasil
pertanian, menggunakan alat dan mesin pertanian merupakan solusi terbaik.
Teknologi
tidak dapat dipisahkan di dalam kehidupan manusia. Kehadiran teknologi dapat
mempermudah seluruh bidang kehidupan manusia. Begitu juga halnya dengan bidang
bercocok tanam ini. Sudah sejak dahulu
sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat ini
pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup besar bagi
perekonomian negara. Bahkan pada saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang
menghancurkan perekonomian negara, sektor pertanian melalui agribisnis dan
agroindustri justru dapat terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian
negara. Namun, dengan sumber daya yang melimpah, proses perkembangan dan
modernisasi sektor pertanian Indonesia berjalan sangat lambat.
Salah satu
indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun dan petani
sebagai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan.
Penyebabnya antara lain penerapan teknologi disektor pertanian yang masih
rendah.
Teknologi
dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan
menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi
ialah hal yang mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat.
Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan
maupun hasil tani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan
memakai cara tradisional.
Teknik
pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan
perlindungan tanaman secara terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil
pengenalan alat perontol yang dapat menekan kehilangan hasil, penyimpanan hasil
pertanian yang dapat meningkatkan kualitas produk pertanian ) dan teknologi
yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin – mesin.
Berdasarkan
pernyataan diatas maka kita sebagai mahasiswa pertanian, harus mempelajari
tentang teknologi pertanian ini karena negara kita Indonesia merupakan negara
agraris yang sudah sejak dahulu menjadi sektor pertanian sebagai penopang
perekonomian negara.
Pengolahan tanah
merupakan kegiatan mengelolah tanah menjadi lahan yang baru atau lahan yang
siap untuk ditanami, guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari manusia. Setiap
pengolahan tanah memerlukan perlakuan yang khusus agar tumbuhan atau tanaman
yang ditanam bisa menghasilkan hasil tanaman yang memuaskan atau yang sesuai
dengan keinginan. Untuk mengelolah tanah atau lahan yang sesuai dengan
keinginan maka perlu perlakuan yang khusus pula yaitu diantaranya menggunakan
peralatan yang mendukung atas penanaman yang akan kita lakukan, berbeda tanaman
yang akan ditanam maka perlakuan pengolahan tanah atau lahan pun sedikit
berbeda.
Dengan memandang pentingnya hal-hal
yang diatas maka perlunya mengetahui atau mencari data dalam pengolahan tanah
atau lahan yang baik agar tercapainya hasil panen yang sesuai dengan keinginan
petani, maka dari itulah salah satu yang bisa mendukung dalam mendapatkan data
yang diperlukan dalam pengolahan tanah atau lahan yaitu melalui kegiatan
praktek lapangan yang berkaitan dengan ALSINTAN.
E.
Tujuan
Praktek
1.
Untuk memanfaatkan lahan yang tidak
digunakan menjadi lahan yang produktif.
2.
Untuk menambah pengetahuan bagi
mahasiswa yang belum terlalu banyak menggunakan alat dan mesin pengolahan tanah(ALSINTAN).
3.
Memperdalam ilmu pengolahan tanah untuk
diterapkan dimasyarakat.
4.
Untuk mencari data tentang kerja
alat/mesin yang dipraktekkan.
5.
Sebagai salah satu syarat kelulusan
matakuliah ALSINTAN.
F.
Manfaat
Praktek
1. Bagi Mahasiswa
·
Merupakan proses belajar secara nyata dalam
mengaplikasikan suatu alat yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang
lain.
·
Sebagai proses pembentukan karakter kerja mahasiswa
dalam menghadapi persaingan di dunia kerja.
·
Sarana dalam menerapkan ilmu yang didapat selama
kuliah untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ).
·
Membangkitkan minat dalam mengamati, mempelajari dan mengembangkan
alat dan mesin pertanian serta melatih untuk bekerja dalam sebuah tim.
2. Bagi Masyarakat
Ø Mendorong
masyarakat umum agar berfikir ilmiah, dinamis dan berperan aktif dalam dunia
teknologi yang semakin berkembang pesat.
Ø Membantu
dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi dalam mengolah lahan
pertanian.
3. Bagi Dunia Pendidikan
§ Memberikan
masukan yang positif terhadap pengembangan dan pemberdayaan teknologi tepat
guna.
§ Sebagai
bahan kajian untuk mengembangkan teknologi yang lebih maju dan
berdaya guna.
BAB II
KAJIAN TEORI
F.
Cangkul
Dan Sabit (mattock and sickle)
1.
Cangkul
Cangkul
atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang
digunakan dalam proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan
untuk menggali ataupun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga
masa ini untuk menjalankan kerja-kerja menggali yang ringan di kebun ataupun di
sawah.
Alat ini merupakan elemen penting
dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering. Cangkul dibuat dari
baja sehingga alat ini sangatlah kuat. Cangkul atau Pacul merupakan gabungan
dari bawak dan pacul itu sendiri. Bawak merupakan
bagian kepala atau bagian atas dari cangkul. Sedangkan pada bagian landepan
atau bagian bawahnya sering kita sebut dengan pacul juga. Pada bagian kepala
terdapat lubang yang berfungsi untuk dipasangi garan pacul atau sering disebut doran.
Dengan dipasangnya doran akan mempermudah dalam menggunakan alat cangkul ini.
Cangkul, dalam keseharian pasti
sudah tidak asing lagi dengan peralatan yang satu ini, mari kita bahas tentang pengertian cangkul. Yang dimaksud cangkul adalah alat
tradisional yang dipakai oleh para petani untuk menggali atau meratakan tanah,
sampai sekarang cangkul masih digunakan untuk kerja menggali maupun pekerjaan
lain disawah juga diladang. Sedangkan untuk kerja-kerja yang lebih berat
biasanya dikerjakan dengan bantuan peralatan berat.
Gagang cangkul terbuat dari kayu,
sedangkan untuk mata cangkul dibuat dari lempengan besi tipis berbentuk
beliung, ada beberapa macam cangkul menurut bentuk mata cangkulnya, ada yang
bermata lebar dan ada juga yang matanya berbentuk kecil tetapi agak tebal,
cangkul seperti ini biasanya digunakan untuk area ladang/tegal.
2. Sabit
Gambar . Sabit
Arit
atau sabit adalah satu alat bantu pertanian sejenis pisau berbentuk melengkung
yang digunakan untuk memotong berbagai jenis tumbuhan, rumput-rumputan, padi,
jagung bahkan alat ini biasa digunakan untuk memotong kayu. Bagian dalam dari
lengkungan berbentuk tajam, bentuk lengkung ini memudahkan dalam proses
memotong dengan cara mengiris bagian bawah tanaman yang dipotong dengan cara
mengayunkan seperti gerakan memarang dengan satu tangan, atau ketika untuk
mengumpulkan rumput atau memanen tanaman padi tangan yang lain biasanya
memegang pokok tanaman yang akan di tebas. Alat pertanian arit ini terbuat dari
besi baja sehingga tidak akan peyok saat digunakan. Pada bagian pegangan arit
atau sabit ini terbuat dari kayu yang disebut garan (pegangan arit).
Dengan di pasangnya garan ini akan memudahkan dalam penggunaannya sekaligus
lebih mudah untuk dibawa.
Pengolahan tanah dalam usaha pertanaman bertujuan untuk menciptakan
keadaan tanah olah yang siap tanam. Di mata petani, tanah merupakan tempat menggantungkan hidup. Dalam pertanian, yang disebut
tanah adalah bagian lapisan tanah yang diolah dan dimanfaatkan
untuk pertumbuhan tanaman, lapisan tanah ini disebut dengan lapisan olah
(Soedjono, 1996). Kegiatan pengolahan tanah dalam pertanian merupakan usaha
memanipulasi kondisi tanah menjadi kondisi
yang di inginkan dengan menggunakan gaya mekanis dari
alat yang digunakan sebagai pengolah. Suprodjo (1980) menyatakan bahwa kegiatan pengolahan
tanah itu dapat berupa pemotongan , pembalikan
, penghancuran, dan pengubahan susunan sehingga didapat
kondisi tanah yang sesuai untuk kegiatan pertanian.
Bermacam-macam
jenis alat pengolah tanah dibuat untuk kegiatan pertanian,mulai dari alat yang
sederhana sampai pada alat
yang modern dengan sumber tenaga motor. Alat-alat
ini dapat dibedakan dari segi bentuk dan kegunaannya.Selain itu dari sumber
tenaga yang digunakan juga membedakannya atas beberapa jenis seperti
tenaga manusia, tenaga hewan, dan tenaga motor.Di Indonesia,
pemakaian alat pengolah tanah dengan sumber tenaga
motor belumlah tersebar merata, hal ini
disebabkan karena Indonesia belum menerapkan sistem mekanisasi
pertanian secara menyeluruh. Alat-alat pengolahtanah yang umum dipakai oleh
para petani di desa-desa masih tergolong peralatantradisional, yang digerakkan
dengan tenaga manusia dan tenaga hewan.
Di samping
karena hal tersebut, penggunaan peralatan tradisional oleh
para petani di desa-desa juga dikarenakan oleh lahan yang akan diolah
relatif sempit,sehingga penggunaan peralatan mekanis menjadi tidak efisien, di
samping modal petani umumnya kecil dan tanaman yang dihasilkan dalam skala
kecil, sehinggauntuk membeli alat tidak seimbang dengan produksi yang
dihasilkan.Oleh karena itu, penggunaan peralatan tradisional untuk pengolahan
tanahmasih umum dipakai oleh petani di pedesaan, peralatan tradisional yang
dipakai antara lain sabit. Sabit
merupakan peralatan pengolah tanah yang sederhana dan digerakkan dengan
tenaga manusia. Kegunaan sabit adalah untuk memotong
rumput pada lahan yang akan di gunakan.
1. Tenaga Penggerak Motor
Traktor Tangan
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi
ada juga yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang
dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak
dipasang pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut pada
kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju mundur.
Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran
v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan apabila posisi motor
digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan
engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter.
2.
Kerangka dan Transmisi (Penerus Tenaga) Traktor Tangan
Kerangka
berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian
traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan
beberapa buah baut pengencang. Mengoperasikan Tarktor Roda Dua 12 Transmisi
berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang
bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully,
belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya.
Tenaga
dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan vbelt ke kopling
utama. Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneleng untuk
menggerakkan poros roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi
persneleng juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan
poros PTO. Dari PTO tenaga dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary.
Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi
netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya
traktor akan berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan.
Di
samping kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak di bawah
gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudi dioperasikan
melalui tuas kemudi kanan dan kiri. Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka
putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda
kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya
apabila kopling kiri ditekan. Sebuah traktor tangan dapat bergerak maju-mundur
dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan
sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu;
roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage wheell). Roda ban berfungsi
untuk transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur
agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak
merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada
roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada
saat menarik beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah
basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga
dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda
disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan
berpengaruh terhadap lajunya traktor.
Setiap
traktor tangan biasanya dilengkapi dengan standar depan dan standar samping. Standar
samping khusus digunakan untuk pemasangan roda. Pemasangan roda dilakukan satu
persatu. Pelepasan roda dari poros dilakukan dengan cara melepas mur-baut dan
atau pena penyambung.
Setelah
roda dilepas, baru dipasang roda pengganti yang sesuai. Pemasangan roda ini
tidak boleh terbalik. Untuk roda ban, pada sisi atas ban, arah panah harus ke
depan. Untuk roda besi, sisi roda bawah harus menancap ke tanah. Untuk roda
apung, sisi roda bawah tidak boleh menancap ke tanah. Sehingga pemasangan roda
tidak boleh terbalik antara roda kiri dan kanan.
Poros
roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang.
Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar olah implemen.
Pemasangan roda yang cukup lebar juga akan menjaga keseimbangan traktor,
terutama apabila digunakan pada lahan yang miring. Sedang lubang yang ada di
poros digunakan untuk tempat pena, sehingga menjamin roda tidak akan slip atau
lepas pada saat pengoperasian.
3.
Tuas Kendali/Kontrol Traktor Tangan
Tuas
kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor.
Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas kendali.
Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi
lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi
traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar
traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun kemampuan
traktor menjadi terbatas.
3.a. Tuas persneleng utama traktor tangan
Tuas
persneleng utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada persneleng,
sehingga perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan poros roda
dapat diatur.Traktor tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju
dan 2 kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis
pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Sebagai patokan awal dapat digunakan
sebagai berikut:
- Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary
- Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/piringan
- Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang
- Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa
- Kecepatan lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak
- Mundur satu digunakan pada saat operator berjalan
- Mundur dua digunakan pada saat operator naik di
trailer/gerobak
3.b. Tuas persneleng cepat lambat traktor tangan
Tuas
ini tidak selalu ada. Apabila tuas persneleng utama hanya terdiri dari 3
kecepatan maju dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor tangan dilengkapi
dengan tuas persneleng cepat lambat. Fungsi perneleng ini untuk memisahkan
antara pekerjaan mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi (berjalan dan
menarik trailer/gerobak). Dengan adanya tuas cepat lambat, kemungkinan salah
dalam memilih posisi persneleng bisa dikurangi.
3.c. Tuas kopling utama traktor tangan
Tuas
kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas
pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng.
Sebaliknya apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak
disalurkan ke gigi persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama
akan tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama.
3.d. Tuas persneleng mesin rotary traktor tangan
Tuas
persneleng mesin rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO.
Biasanya ada dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang
diharapkan halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneleng mesin rotary
pada posisi cepat. Begitu juga sebaliknya. (Kecepatan putar pisau rotary dapat
juga diatur dari posisi pemasangan rantai penghubung).
3.e. Tuas persneleng kemudi
Ada
dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor tangan, masing-masing ada di
sebelah kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi
(kanan dan kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi
persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan
berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila
kopling kiri ditekan.
3.f. Stang kemudi dan kemudi pembantu
Stang
kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator.
Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan raktor. Meskipun sudah ada
tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu
dibantu dengan stang kemudi. Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat
implemen pada saat pengoperasian. Kemudi pembantu digunakan untuk tempat
bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor,
sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam.
3.g. Tuas gas traktor tangan
Tuas
gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini
digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai
dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor
traktor, apabila posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.
3.h. Tombol lampu dan bel
traktor tangan
Kadang-kadang
traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan. Tombol
bel diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya tombol
lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai
sumber arus listrik.
3.i. Tuas penyangga depan
Tuas
ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga
depan. Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk
menyangga traktor. Traktor tangan hanya mempunyai dua roda. Apabila
traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal operator), maka untuk menegakkan
traktor diperlukan penyangga.
4.
Memeriksa Traktor Tangan Sebelum Dioperasikan
Pemeriksaan
Traktor tangan merupakan bagian dari persiapan traktor sebelum dioperasikan.
Pemeriksaan traktor sebelum operasi sangat penting. Diharapkan dengan adanya
pemeriksaan ini kondisi traktor dapat diketahui sejak dini, sehingga
penanganannya tidak terlalu sulit. Ada beberapa hal dari bagian traktor yang
perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu:
a). Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
Semua
mur-baut dan pengikat yang lain harus diperiksa. Jika dibiarkan kendur akan
mengakibatkan kerusakan yang lebih berat. Bagian-bagian traktor akan bisa lepas
atau patah.
b). Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
Ketegangan
V-belt harus tepat. Belt yang dipakai cukup lama akan mengembang sehingga belt
akan kendur. Belt yang kendur akan menimbulkan slip, sedang yang terlalu
kencang akan mudah rusak dan menghambat putaran mesin.
c). Memeriksa bahan bakar
Tangki
harus terisi cukup bahan bakar. Tangki yang kosong akan mengakibatkan udara
masuk ke saluran bahan bakar, sehingga traktor susah dihidupkan. Tangki yang
dibiarkan kosong pada saat traktor disimpan akan mengakibatkan terjadinya
pengembunan. Lama kelamaan air hasil pengembunan akan semakin banyak tertampung
di dalam tangki. Apabila air ini masuk ke dalam ruang pembakaran akan dapat
merusak motor. Pemeriksaan bahan bakar dapat dilihat dari selang penduga yang
berada di samping tangki bahan bakar.
d). Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam
kerja)
Jenis
traktor yang biasa digunakan adalah motor diesel. Bahan-bakar yang masuk ke
dalam ruang pembakaran harus betul-betul bersih. Bahan bakar yang kotor akan
menyumbat lubang nozel. Kotoran yang mengendap biasanya diperiksa pada mangkuk
gelas. Untuk memeriksa elemen saringan, kran bahan bakar harus ditutup terlebih
dahulu, sebelum membuka mangkuk gelas.
e). Memeriksa saringan udara
Traktor
biasa bekerja di lahan yang penuh debu, sehingga udara yang dihisap motor
relatif kotor. Saringan udara harus dalam kondisi baik, agar dapat menyaring
udara dengan sempurna. Saringan udara traktor tangan banyak yang menggunakan
tipe basah. Saringan dibuka dan diperiksa kebersihan saringan kawat serta
ketinggian permukaan dan kebersihan oli.
f). Memeriksa sistem pendingin
Biasanya
motor traktor menggunakan sistem pendingin air sebagai pendingin, baik tipe
radiator maupun kondesor. Periksa keberadaan air dan kebersihan ram radiator.
g). Memeriksa tuas kendali/kontrol
Seluruh
tuas kendali/kontrol harus beroperasi dengan baik. Dengan beroperasinya tuas
kontrol dengan baik, operator dapat mengoperasikan dengan baik pula. Ada
beberapa tuas kontrol yang bisa diatur gerak bebasnya, seperti: Kopling utama,
rem, kopling kemudi, dan gas.
h). Memeriksa tekanan ban
Tekanan
ban harus standart (16,5 psi). Tidak boleh terlalu keras atau kempes. Tekanan
kedua ban juga harus sama.
i) Memeriksa sistem pelumasan
Bagian-bagian
yang bergesekan, perlu diberi pelumas, agar tidak timbul gesekan dan panas. Ada
beberapa bagian dari traktor tangan yang perlu dilumasi, yaitu :
Bagian
dalam motor. Oli motor ditampung dalam karter, dan dapat diperiksa dengan
tongkat penduga. Cukup tidaknya dan kotor tidaknya oli perlu diperiksa. Gigi
transmisi. Sama dengan oli motor, oli gigi transmisi juga perlu diperiksa.
Kabel
kopling kemudi. Periksa kondisi kawat yang ada pada kabel kopling, jangan
sampai kering atau bahkan berkarat. Agar tidak berkarat dan lengket perlu
dilumasi dengan oli SAE 30/40 Bagian lain dari traktor yang bergesekan, seperti
jari kopling dan cam/pengait kopling utama. Untuk mencegah keausan, perlu
dilumasi dengan oli SAE 30/40
j). Memeriksa implemen
Implemen
yang akan dioperasikan harus betul-betul siap. Kelengkapan implemen perlu
diperiksa. Implemen yang bergerak, perlu diberi pelumas.
k). Persiapan peralatan tangan
Peralatan
tangan yang sering dipakai, terutama yang digunakan untuk mengoperasikan
implemen, harus dibawa. Beberapa jenis traktor tangan dilengkapi dengan bagasi
tempat peralatan tangan tersebut. Tempat peralatan biasanya dibagian atas
traktor.
H.
Bajak
singkal (mold board plow)
Singkal
adalah bagian bajak yang terletak langsung di belakang mata bajak (share).
Bagian ini menerima potongan tanah dari mata bajak dan membaliknya. Singkal
merupakan bagian bajak yang terpenting, sebab oleh singkal itulah lapisan tanah
terpecah, dihancurkan dan dilembutkan. Jenis tanah yang berlainan membutuhkan
singkal dengan bentuk yang berbeda utuk mencapai tingkat kehancuran yang sama.
Denang dasar ini, singkal dibagi dalam beberapa kelas yaitu bajak untuk lahan
dengan tunggu tanaman, serba guna, tanah hitam, pemecaha dan kecepatan tinggi. Singkal serba guna merupakan kombinasi
tipe-tipe untuk lahan berumput dan sisa-sisa tunggul jerami serta dapat
digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas lahan dengan sisa-sisa
jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah daripada singkal untuk
lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba guna.
Tipe
singkal untuk lahan bertunggul jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak
pada sisi atasnya. Hal ini mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih
cepat, dan dihancurkan lebih baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak bajak pemecah dirangcang untuk bekerja di
lahan berumput dan di lahan yang dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa tahun
lamanya. Bajak berkecepatan tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian
atasnya sedikit lebih rendah dari pada yang dimili singkal serba guna. Singkal
ini dirancang untuk melempar lapisan tanah cukup jauh untuk dapat menutupi
lapisan tanah dari alur sebelumnya. Singkal berusuk (slat moldboard) digunakan
untuk tempat yang tanahnya lengket dan tidak mau lepas dari singkal
Bajak
singkal ditujukan untuk pemecahan segala jeni tanah dan cocok sekali untuk
pembalikan tanah serta penutupan sisa sisa tanaman.
Bagian bagian bajak
singkal:
1. Telapak bajak
singkal (moldboard plow bottom)
Bagian bajak yang memecah tanah
disebut telapak bajak singkal, bagian ini digunakan untuk memotong, mengangkat
dan membalik tanah. Bagian-bagian yang membentuk mata bajak singkal adalah mata
bajak, sisi tanah dan singkal. Ketiga bagian ini terpasang pada sepotong logam
yang tak beraturan bentuknya yang disebut badan bajak (frog). Rangka bajak
dapat juga dipasang pada badan tersebut.
2.
Singkal (moldboard)
Singkal adalah bagian bajak yang
terletak langsung di belakang mata bajak (share). Bagian ini menerima potongan
tanah dari mata bajak dan membaliknya. Singkal merupakan bagian bajak yang
terpenting, sebab oleh singkal itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan
dilembutkan. Jenis tanah yang berlainan membutuhkan singkal dengan bentuk yang
berbeda utuk mencapai tingkat kehancuran yang sama. Denang dasar ini, singkal
dibagi dalam beberapa kelas yaitu bajak untuk lahan dengan tunggu tanaman,
serba guna, tanah hitam, pemecaha dan kecepatan tinggi. Singkal serba guna merupakan kombinasi
tipe-tipe untuk lahan berumput dan sisa-sisa tunggul jerami serta dapat
digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas lahan dengan sisa-sisa
jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah daripada singkal untuk
lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba guna.
Tipe singkal untuk lahan bertunggul
jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak pada sisi atasnya. Hal ini
mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih cepat, dan dihancurkan lebih
baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak
bajak pemecah dirangcang untuk bekerja di lahan berumput dan di lahan yang
dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa tahun lamanya. Bajak berkecepatan
tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian atasnya sedikit lebih rendah dari
pada yang dimili singkal serba guna. Singkal ini dirancang untuk melempar
lapisan tanah cukup jauh untuk dapat menutupi lapisan tanah dari alur
sebelumnya. Singkal berusuk (slat moldboard) digunakan untuk tempat yang
tanahnya lengket dan tidak mau lepas dari singkal.
3.
Mata bajak (share)
Mata bajak singkal ialah sisi yang
melaksanakan pemotongan. Bagian-bagian utama mata bajak singkal adalah, ujung,
sayap, sisi pemotong dan sisi samping. Jenis-jenis mata bajak yang dikenal
adalah : yang umum dengan sisi samping, yang terdiri dari dua bagian dan yang lurus.
Yang terdiri dari dua bagian dan yang lurus dirancang sedemikian rupa, hingga
bila mata bajak itu telah tumpul, lebih ekonomis untuk mengganti mata bajak itu
dengan yang baru daraipada mencoba untuk menajamkan kembali. Mata bajak besi
tuang yang diperkeras dapat ditajamkan kembali dengan menggerinda.
4.
Sisi tanah (landside)
Sisi samping adalah bagian bajak
yang meluncur sepanjang permukaan dinding alur. Sisi samping ini membantu
meniadakan tekanan samping sisi yang dilakukan oleh potongan alur terhadap singkal.
Juga membantu menstabilkan bajak pada waktu digunakan. Tepi singkal (shin)
adalah bagian tepi pemotong pada sigkal yang terletak tepat diatas sis samoing.
5.
Ukuran bajak.
Ukuran bajak singkal adalah
;ebarnya yang dinyatakan dalam inci. Ukuran ditentukan dengan mengukur jarak
dari sayap sampai sisi samping dengan alat pengukur tegak lurus pada sisi
samping. Ukuran0ukuran bajak traktor 10,12,14,16 dan 18 ibci (25,4 35,6 40,6
dan 45,7 cm) Bajak-bajak singkal khusus sebesar 18 dan 29 inch (45,7 dan 50,8 cm).
Tipe-tipe bajak singkal
traktor
1.
Bajak singkal gandengan (trailing moldboard plows)
Bajak traktor tipe gandengan atau
tipe tarikan adalah suatu unit lengkap, didukung oleh dua atau tiga buah roda
bila dipasang pada batang tarik traktor; bajak tipe ini ditarik di belakang
traktor.
2.
Bajak singkal gandengan biasa (regular trailing
plows).
Bajak singkal gandengan dibangun
dalam ukuran-ukuran yang berkisar dari satu sampai lima telapak singkal.
Telapak singkal itu berukuran dari 12 sampai 18 inci ( 30,5 sampai 45,7 cm)
namun ukuran yang paling biasa adalah 14 inci (35,6 cm). Bajak singkal
bertelapak 2,3,4,5 dan 6 dapat diperoleh dengan pengangkatan hidraulik. Bajak
singkal gandengan dua arah (two-way trailing plows), Bajak gandeng ini dinamakan dua arah
sebab mempunyai baik telapak kanan maupun kiri dan oleh sebab itu akan melempar
potongan alur ke kanan maupun kekiri operator bila bajak dibalik pada waktu
traktor berputar ke alur berikutnya. Bajak dua arah digunakan untuk membajak
lahan-lahan yang diairi serta dimana diinginkan membuka tanah tanpa
meninggalkan alur mati, seperti lereng-lereng perbukitan, lahan sengkedan serta
lahan yang tak beraturan bentuknya.
3.
Bajak singkal setengah terpasang (semimounted
moldboard plow).
Bajak singkal setengah terpasang
ini memiliki ujung bagian depan yang langsung dihubungkan dengan traktor dan
didukung olehnya. Ujung belakang bajak didukung olah sebuah roda alur dan roda
tanah. Pengangkatan dan penurunan bagian belakang bajak di atas roda alur dapat
dicapai atau dengan sambungan mekanik atau dengan silder hihraulic terkendali
jarak jauh. Ujung depan bajak dinaikan dan diturunkan oleh sistem sambungan
hidraulik traktor. Biasanya tipe bajak ini digandengkan pada traktor oleh suatu
mekanisme kopling cepat.
Bajak singkal terpasang terpadu
(integral-mounted moldboard plows). Bajak terpasang terpadu benar-benar
merupakan kelengkapan traktor, sebab bergantung pada traktor untuk pengangkatan
dayanya dan bergantung pada daya mesin traktor untuk pengoperasian umumnya.
Berat bajak keseluruhannya didukung oleh traktor pada waktu diangkat. Kedalaman
pembajakan dalam beberapa hal dikendalikan secara hidraulik, pada contoh yang
lain dengan tuas dan roda pengaman. Jumlah telapak singkal berkisar dari satu
sampai lima, bergantung pada ukuran traktor. Traktor terkecil 8 sampai 10 daya
kuda batang –tarik dapat dilengkapi dengan satu telapak singkal dengan ukuran
12 inchi (30,5 cm). Traktor ukuran sedang membawa 2 singkal sedang traktor
ukuran besar dapat membawa sampai lima telapak singkal.
4.
Bajak singkal terpasang dua arah (two-way-mounted
moldboard plows).
Bajak terpasang dua arah melakukan
tugas yang sama dengan bajak gandengan dua arah. Ada pengaturan yang berbeda
untuk mengubah telapak singkal pembuat alur dari sisi kakanan ke sisi kiri. Ini
dicapai dengan memutar seluruh unit 900 untuk beberapa mata bajak, dan 1800
untuk bajak yang lain.
5.
Pemecah tengah terpasang terpadu (integral-mounted
middlebreakers).
Di daerah yang berlaianan pemecah
tengah dikenal dengan nama-nama yang berbeda-beda.Ada yang menamakan pemecah
tengah (middle buster) atau pembuat guludan (bedder). Telapak singkal
benar-benarmerupakan bajak sisi kanan dan sisi kiri yang disatukan.
Rancangan bajak
singkal.
Perancangan suatu bajak yang dapat
bekerja dengan memuaskan pada semua kondisi tanah, merupakan suatu masalah yang
tidak pernah terpecahkan secara tuntas, padahal telah lebih banyak upaya yang
dilakukan terhadap penyempurnaan bajak dari pada peralatan pertanian lainnya.
Kualitas persemaian yang dapat disisiapkan bergantung pada penampilan bajak
ini, yang pada gilirannya mempengarhu perkecambahan benih, pertumbuhan tanaman,
serta hasil panen yang akan didapat kemudian. Oleh karena itu pengusaha
perkebunan harus berusaha melakukan pembajakan yang baik. Pembajakan yang baik
terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan paliran yang bersih
bulat seragam.
Butir-butir
utama harus diperhatikan adalah:
- Puncak
paliran (furrow) sedikit bergerigi
- Tanah
harus digemburkan dengan sempurna dari puncak sampai dasar paliran
- Masing-masing
paliran harus lurus dari ujung ke ujung lahan yang rata.
- Setiap
paliran balik sedikit lebih tinggi dan segala macam seresah tertimbun dengan
sempurna
- Garis
besar paliran harus pada satu titik tanpa patahan dan cekungan
- Semua
seresah harus terbenam empurna di sudut kanan paliran yang lebih rendah.
- Paliran
haris sepenuhnya seragam.
- Kedalaman
semua paliran harus sama, yang berlanjut dengan kedalaman yang seragam.
- Alur
buntu harus bebas dari semua seresah
-
Jalur yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan
di antara paliran dalam pembajakan menurut kontur (garis tinggi).
Alat-alat tambahan
bantu bajak singkal.
Telapak bajak singkal merupakan
satu unit kerja tersendiri dan secara luas digunakan tanpa alat-alat tambahan.
Ada sejumlah alat yang dipergunakan sebagai alat bantu dan pelengkap telapak
bajak dalam melaksanakan tugas pembajakan yang baik. Alat-alat tersebut adalah
roda pengukur, pengiris tanah, penyambung, dan alat-alat untuk menutupi kait
kawat terhadap seresah. Ditempat yang tanahnya lunak, roda pengukur kedalaman
diperlukan jika bajak dituntut untuk mempertahankan kedalaman yang seragam.
Roda pengukur dapat dipasang pada balok di depan telapak bajak atau di samping
balok tersebut. Pengiris digunakan untuk memotong tanah paliran dari lahan dengan
meninggalkan dinding yang bersih. Pengiris juga memotong seresah, sehingga
bajak dapat menutup seresah dengan lebih baik.
Roda iris adalah
piringan bulat, pipih, terbuat dari baja yang bagian tepinya dipertajam serta
digantung pada tangkai dan pemikul dari balok. Tepi roda iris dapat rata atau
bergerigi atau bertakik. Roda iris ini dikonstruksikan sedemikan rupa , hingga
dapat diatur naik atau turun sesuai dengan kedalaman yang diinginkan dan ke
samping untuk lebar pemotongan. Tipe roda iris lebih banyak digunakan dari pada
tipe-tpe lain, sebab roda iris ini akan meninggalkan permukaan paliran yang
lain dan juga memotong seresah jauh lebih baik.
Singkal tambahan adalah sepotong
logam kecil dengan bentuk tak beraturan yang mempunyai bentuk mirip dengan
telapak bajak biasa, singkal tambahan merupakan bentuk mini bajak. Tujuannya
adalah untuk membalik langsung potongan paliran kecil seperti pita di depan
telapak bajak utama. Potongan paliran yang kecil ini terpotong dari sisi kiri
dan atas paliran dan dibalik, sehingga seresah di atas tanah terbalik dengan
sempurna dan terpendam dalam pojok- kanan paliran.
I.
Glebek(harraow
rotor)
Setelah melalui
proses pengolahan dengan menggunakan bajak singkal, tanah masih berbentuk
bongkahan besar yang masih harus dilakukan pengolahan tanah lebih lanjut, tanah
yang terbentuk dari pengolahan pertama dengan bajak singkal belum bisa
dilakukan proses penanaman, maka dari itu untuk lebih menghancurkan tanah atau
menggemburkannya perlu pengolahan tanah dengan menggunakan glebek.
Fungsi
dari glebek yaitu menggemburkan tanah dengan sistem pisau atau mata yang
melingkar, traktor akan menarik glebek tersebut kemudian glebek akan berputar
dengan porosnya, mata pisau akan memotong setiap bongkahan besar dari
pengolahan pertama dengan bajak singkal.
Penggunaan
glebek tergantung pada komoditas tanaman yang ingin ditanam, jika proses
penanaman yang memerlukan genangan air yang cukup banyak seperti pada penanaman
komoditas padi, maka sebelum dilakukan proses penggemburan sebaiknya terlebih
dahulu menggenangkan air dilahan yang akan ditanami, genangan air ini berfungsi
untuk mempercepat proses pengghancuran atau proses penggemburan tanah untuk
dilakukan proses pengolahan tanah selanjutnya, namun jika lahan yang ingin
ditanami berupa sayur atau lahan berupa tanah kering maka tanah tidak perlu
dilakukan penggenangan air.
Tanah
yang telah dilakukan proses penggemburan dengan menggunakan glebek masih harus
dilakukan proses selanjutnya yaitu penggaruan tanah, penggaruan tanah sendiri berfungsi
agar tanah atau lahan lebih rata.
Cara
pemasangan dan pengoperasian glebek pada traktor cukup mudah, yaitu dengan cara
sebagai berikut:
1. Pastikan
traktor telah siap dioperasikan dilahan.
2. Tempatkan
glebek dipengait belakang traktor.
3. Masukkan
penyanggah dilubang yang akan menghubungkan glebek dengan traktor
4. Operasikan
traktor beserta implemennya pada lahan yang ingin diolah
5. Lakukan
berulang-ulang sampai bentuk tanah sesuai dengan yang diinginkan.
6. Jika
telah selesai menggunakan glebek maka lepas kembali penyanggah dari pengait.
J.
Garu(leveller)
Tanah setelah dibajak
pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah
tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan
tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua.
Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk
melakukan pengolahan tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow).
Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih
meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan
benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan
meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa
tanaman dan mencampurnya dengan tanah.
Macam-macam garu yang
digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah : garu piringan (disk harrow);
garu bergigi paku (spikes tooth harrow); garu bergigi per (springs
tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan khusus (special
harrow).
1.
Garu piringan (disk harrow)
Pada prinsipnya
peralatan pengolahan tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya
bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan
dan jumlah piringannya.
Garu piringan mempunyai
ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal
ini disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak
diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Selanjutnya
karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka dengan besar
daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan
lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan dengan
sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak piringan.
Seperti bajak piringan,
bagian-bagian utama dari garu piringan terdiri atas: piringan; poros piringan;
penggarak piringan; kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila
sistem penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem hela (trailing).
Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur penstabil.
Beberapa piringan dari
garu piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu poros,
rangkaian-rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk gang).
Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian piringan atau empat
rangkaian piringan. Ditinjau dari proses penghancuran tanah, langkah penggaruan
dapat dibedakan atas ; penggaruan satu aksi (single action) dan
penggaruan dua aksi (double action).
Didasarkan atas uraian
di atas, garu piringan dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu aksi (single
action two gang disk harrow); garu piringan dua rangkaian dua aksi (double
action two gang disk harrow); garu piringan empat rangkaian dua aksi
atau biasanya disebut tandem (tandem disk harrow). Untuk jelasnya
konstruksi dari bermacam-macam garu piringan dapat dilihat pada gambar.
2.
Garu bergigi paku (spikes tooth
harrow)
Garu bergigi paku atau
biasa disebut sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan
petani di Indonesia. Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari
kayu dan biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah,
sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan bajak singkal.
Garu bergigi paku yang
ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang
pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las.
Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya
terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan
disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya.
Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih,
ada pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape). Kadangkala batang penempatan
posisinya dapat diatur atau diputar sehingga memungkinkan untuk merubah sudut gigi
pakunya, guna mengatur masuknya gigi di dalam tanah. Batang-batang penempatan selanjutnya
dipasangkan pada kerangka penguat dari garu tersebut.
Dengan demikian
bagian-bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir adalah terdiri atas ;
gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Garu bergigi paku terutama
digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih
cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk
memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru
tumbuh.
3.
Garu bergigi per (spring tooth harrow)
Garu bergigi per ini
secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya
gigi-giginya terbuat dari per atau pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih sesuai digunakan untuk tanah yang
mudah dihancurkan. Cocok untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang
cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi
kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya
yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut
akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.
4.
Garu-garu khusus (special harrow)
Jenis garu-garu khusus,
biasanya digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih
khusus. Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan
tanaman pengganggu, menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara
intensif, atau mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang
lebih layak.
Penggunaan garu-garu
khusus biasanya dilakukan setelah pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah
kedua. Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah
(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow);
penggemburan tanah (soil surgeon).
5.
Alat penyiang mekanis (cultivator)
Alat penyiang mekanis
sebetulnya bukan termasuk alat penggolah tanah dalam artian untuk persiapan
tanam, tetapi lebih mengarah ke alat pemeliharaan tanaman karena pada umumnya
peralatan ini digunakan setelah kegiatan penanaman dilakukan. Namun karena arah
pemeliharaan tanaman dengan peralatan ini adalah dengan perlakuan pengolahan
tanah, dan dalam arti yang luas penyiangan dapat dilakukan sebelum dan sesudah
tanam. Maka tidak ada salahnya alat penyiang mekanis ini dibicarakan secara singkat
pada pembicaraan alat dan mesin pengolah tanah.
Penggunaan alat
penyiang mekanis ini juga tidak banyak berbeda dengan peralatan pengolah tanah
lainnya. Penyiangan dengan peralatan mekanis bertujuan ; memberantas tanaman pengganggu;
memperbaiki aerasi tanah mempertahankan kadar lengas tanah; memacu kerja mikroorganisme
lebih aktif; mengembangkan penyediaan unsur hara dalam tanah; menggemburkan
tanah agar penetrasi akar tanaman pokok lebih mudah.
Ada bermacam-macam alat
penyiang mekanis yang digerakkan di lapangan pertanian mulai yang kecil yang
digunakan dengan tenaga manusia sampai dengan yang besar yang digerakkan dengan
traktor besar dengan kapasitas kerja sampai (30 – 35) ha/hari. Alat penyiang mekanis
yang berukuran besar biasanya terdiri atas tiga bagian, dua bagian dipasang di
samping, masing-masing sisi satu bagian dan satu bagian lagi dipasang di
belakang traktor. Bagian-bagian utama alat penyiang mekanis terdiri atas:
a.
Mata pendangir (shovel/sweeper),
merupakan bagian yang aktif untuk penyiangan. Yang berbentuk sekop (shovel)
lebih berfungsi untuk menggemburkan tanah, sedang yang berbentuk kaki
bebek/penyapu (sweeper) lebih berfungsi untuk mematikan gulma.
b.
Tangkai pendangir (shank),
berfungsi sebagai tempat pemasangan mata pendangir.
c.
Batang penempatan, berfungsi sebagai
tempat pemasangan tangkai pendangir, jumlahnya tergantung dari jenis dan ukuran
dari peralatan penyiang mekanisnya.
d.
Kerangka
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK
D.
1.
Membersihkan Lahan Baru Dari Tanaman Pengganggu
2.
Alat/ Mesin Yang Digunakan
-
Cangkul
-
Sabit
-
Parang
-
Meteran
3. Bahan Yang Digunakan
- Air
minum
- Tali
- Pasak
4.
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
- Kotak
P3K
- Sarung
tangan
- Sepatu
boot
- Topi
pelindung
- Masker
(jika perlu)
- Baju
lengan panjang
- Celana
panjang
5.
Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
-
Mempersiapkan bahan dan alat/mesin.
-
Memeriksa kelengkapan alat/mesin
-
Memeriksa bagian-bagian alat/mesin
-
Memastikan kondisi fisik tubuh dalam
keadaan baik
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
Pengoperasian cangkul
-
Genggaman cangkul di pegang sesuai
kenyamanan pengguna
-
Cangkul diayunkan.
-
Setelah tanah tercangkul dengan sempurna
angkat dan pindahkan tanah kebagian yang diinginkan.
-
Lakukan hal yang sama sampai tanah
terolah dengan baik.
Pengoperasian sabit
-
Pegang genggaman kayu dengan tangan
kanan atau kiri sesuai kenyamanan saat memegang.
-
Pegang tanaman pengganggu (jika
memungkinkan).
-
Potong bagian paling bawah dari tanaman
penggangu dengan menggunakan sabit kemudian ditarik secra perlahan agar
gulmanya dapat tertarik.
-
Buang atau singkirkan bagian tanaman
pengganggu yang telah terpotong
-
Lakukan hal yang sama sampai tanaman
pengganggu bersih dari lahan.
5.2.2.
Tabulasi
Data/ Pengukuran
-
Panjang lahan = 40 m
-
Lebar lahan = (9 m + 2 m + 9 m)
5.2.3.
Perhitungan
-
Lebar jalan pemisah = 2 m
-
Luas lahan kelas B = Panjang lahan x lebar lahan
= 40 m x 9 m
= 360 
-
Luas lahan kelas A = panjang lahan x lebar lahan
= 40 m x 9 m
= 360 
5.2.4.
Hasil
-
Total lahan yang telah dibersihkan =
panjang x lebar
-
Total lahan yang telah dibersihkan = 40m
x (9m + 2m+ 9m)
-
Total lahan yang telah dibersihkan = 800
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Setelah menggunakan cangkul dan sabit
sebaiknya langsung dicuci
-
Periksa bagian yang sensitif seperti
pegangan/ sambungan antara kayu dengan genggaman jika goyang sebaiknya
diperbaiki terlebih dahulu.
-
Simpan cangkul dan sabit ditempat yang
aman.
E.
1.
Pengolahan tanah pertama (bajak singkal)
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan
-
Taktor tangan (hand tractor)
-
Bajak singkal
-
Pengait
-
Meteran
-
Roda besi(wheel)
-
Kunci 19
-
Pena
-
Buku
-
stopwatch
3. Bahan Yang Digunakan
-
Air minum
-
Tali
-
Pasak
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3)
-
Kotak P3K
-
Sarung tangan
-
shoe safety/sepatu boot
-
Topi pelindung
-
Masker(jika perlu)
-
Baju lengan panjang
-
Celana panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum dioperasikan
-
Memeriksa tekanan ban
-
Memeriksa sistem pelumasan
-
Memeriksa implemen traktor
-
Persiapan peralatan tangan
-
Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
-
Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
-
Memeriksa bahan bakar yang digunakan (solar dll)
-
Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
-
Memeriksa tuas kendali/kontrol
-
Mempersiapkan
bajak singkal dan memasang jika sudah tiba dilahan
-
Memeriksa saringan udara
-
Memeriksa sistem pendingin
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang bajak singkal dipengait traktor pada
bagian belakang.
- Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, sehingga
traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan
- Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral.
- Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke
ruang pembakaran
- Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan
bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran.
- Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk
menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada
saat engkol diputar.
- Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar engkol searah
jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke atas melumasi
bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator, untuk
menunjukkan adanya aliran pelumas.
- Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup
tenaga untuk menghidupkan motor.
- Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan,
sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
- Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros
engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang miring.
- Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner
- Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit,
agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik
- Traktor siap untuk dioperasikan
- Tempatkan
posisi bajak singkal sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada
lahan yang akan dibajak.
- Lakukan
berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah dibalikkan sesuai dengan
keinginan.
- Lakukan
pengukuran pada lahan yang dilakukan pengolahan
- Matikan
taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2. Tabulasi Data/ Pengukuran
Alur 1
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 56,54 detik
-
Lebar :
28 cm
-
Kedalaman : 10 cm
Alur
2
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 60,2 detik
-
Lebar :
29 cm
-
Kedalaman : 15 cm
5.2.3.
Perhitungan
-
Rata-rata waktu tempuh = waktu alur 1 +
waktu alur 2 /2
-
Rata-rata waktu tempuh = 60,22 detik + 45,2
detik / 2
-
Rata-rata waktu tempuh= 56,87 detik
-
Kecepatan (V) = jarak/waktu
-
Kecepatan (V) = 20 m/ 45,87 detik
-
Kecepatan (V) = 0,58 m/detik
5.2.4. Hasil
-
HP1bajak singkal= 
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal= 
-
HP1bajak singkal= 
-
HP1bajak singkal = 0,0324 (HP)
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Cuci semua bagian traktor dan bajak
singkal sampai benar-benar bersih.
-
Periksa semua bagian traktor
-
Lumuri semua baut dengan minyak
pelicin/minyak gammuk.
-
Sebelum disimpan ada baiknya lepaskan
bajak singkal dari traktor.
-
Pastikan tuas kopling dalam keada on
agar per nya tidak mudah rusak.
-
Simpan traktor dan bajak singkal di
tempat yang aman
F.
1.
Pengolahan Tanah Kedua (Glebek/ Harrow Rotor)
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan
-
Taktor tangan (hand tractor)
-
Glebek/ Harrow Rotor
-
Pengait
-
Meteran
-
Roda besi(wheel)
-
Kunci 19
-
Pena
-
Buku
-
Stopwatch
3. Bahan Yang Digunakan
-
Tali rapia
-
Pasak
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3)
-
Kotak P3K
-
Sarung tangan
-
Shoe safety/sepatu boot
-
Topi pelindung
-
Masker (jika perlu)
-
Baju lengan panjang
-
Celana panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum dioperasikan
-
Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
-
Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
-
Memeriksa bahan bakar
-
Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
-
Memeriksa saringan udara
-
Memeriksa sistem pendingin
-
Memeriksa tuas kendali/kontrol
-
Memeriksa tekanan ban
-
Memeriksa sistem pelumasan
-
Memeriksa implemen
-
Persiapan peralatan tangan
-
Mempersiapkan Glebek/
Harrow Rotor dan memasang jika sudah tiba dilahan
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang
Glebek/ Harrow Rotor dipengait traktor pada bagian belakang.
2. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau
“rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan.
3. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada
posisi netral.
4. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi
aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
5. Gas dibesarkan pada posisi “start”,
sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran.
6. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan
kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat
engkol diputar.
7. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu
putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke
atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator,
untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
8. Percepat putaran engkol, sehingga akan
menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
9. Lepaskan tuas dekompresi, untuk
menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
10. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas
sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang
miring.
11. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle”
atau stasioner.
12. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih
selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
13. Traktor siap untuk dioperasikan.
14. Tempatkan
Glebek/ Harrow Rotor sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada
lahan yang akan dibajak.
15. Lakukan
berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah gembur sesuai dengan keinginan.
16. Lakukan
pengukuran
17. Matikan
taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2. Tabulasi Data/ Pengukuran
Alur 1
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 60,29 detik
-
Lebar :
117 cm
-
Kedalaman : 7 cm
Alur
2
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 60,28 detik
-
Lebar :
120 cm
-
Kedalaman : 6 cm
5.2.3.
Perhitungan
-
Rata-rata waktu tempuh =
-
Rata-rata waktu tempuh=
-
Rata-rata waktu tempuh = 60, 28 detik
-
Kecepatan(V) = jarak/waktu
-
Kecepatan(V) = 20 m/ 60,28 detik
-
Kecepatan(V) = 0,33 m/detik
5.2.4. Hasil
-
HPI glebek= 
-
HPI glebek = 
-
HPI glebek = 
-
HPI glebek = 0,006 (HP)
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Cuci semua bagian traktor dan glebek sampai
benar-benar bersih.
-
Periksa semua bagian traktor dan glebek
apakah saip untuk dipakai atau tidak
-
Lumuri semua baut dengan minyak
pelicin/minyak gammuk.
-
Sebelum disimpan ada baiknya lepaskan
glebek dari traktor kemudian dibersihkan.
-
Pastikan tuas kopling dalam keadaan on
agar per nya tidak mudah rusak.
-
Simpan traktor dan glebek di tempat yang
aman
G.
1.
Pengolahan Tanah Kedua (Garu/Leveller)
2.
Alat/ Mesin Yang Digunakan
-
Taktor tangan (hand tractor)
-
Garu/Leveller
-
Pengait
-
Meteran
-
Roda besi(wheel)
-
Kunci 19
-
Pena
-
Buku
-
stopwatch
3.
Bahan Yang Digunakan
-
Air minum
-
Tali
-
Pasak
4.
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
-
Kotak P3K
-
Sarung tangan
-
Sepatu safety
-
Topi pelindung
-
Masker (jika perlu)
-
Baju lengan panjang
-
Celana panjang
5.
Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum dioperasikan
-
Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
-
Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
-
Memeriksa bahan bakar
-
Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
-
Memeriksa saringan udara
-
Memeriksa sistem pendingin
-
Memeriksa tuas kendali/kontrol
-
Memeriksa tekanan ban
-
Memeriksa sistem pelumasan
-
Memeriksa implemen
-
Persiapan peralatan tangan
-
Mempersiapkan Garu/Leveller
dan
memasang jika sudah tiba dilahan
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang
Garu/Leveller dipengait traktor pada bagian belakang.
2. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau
“rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan.
3. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada
posisi netral.
4. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi
aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
5. Gas dibesarkan pada posisi “start”,
sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran.
6. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan
kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat
engkol diputar.
7. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu
putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke
atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator,
untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
8. Percepat putaran engkol, sehingga akan
menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
9. Lepaskan tuas dekompresi, untuk
menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
10. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas
sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang
miring.
11. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle”
atau stasioner.
12. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih
selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
13. Traktor siap untuk dioperasikan.
14. Tempatkan
Garu/Leveller sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada lahan yang
akan dibajak.
15. Lakukan
berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah bersih dari sisa pengolahan.
- Lakukan pengukuran
17. Matikan
taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2.
Tabulasi Data/ Pengukuran
Alur 1
-
Jarak tempuh : 25 meter
-
Waktu tempuh : 27,89 detik
-
Lebar :
105 cm
-
Kedalaman : 7 cm
Alur 2
-
Jarak tempuh : 25 meter
-
Waktu tempuh : 20, 43 detik
-
Lebar :
0,8 m
-
Kedalaman : 7 cm
5.2.4.
Perhitungan
-
Rata-rata waktu tempuh =
-
Rata-rata waktu tempuh =
-
Rata-rata waktu tempuh = 24,16 detik
-
Kecepatan(V) = jarak/waktu
-
Kecepatan(V) = 20 m/ 24,16 detik
-
Kecepatan(V) = 0,827 m/detik
5.2.4. Hasil
-
HPI garu= 
-
HPI garu= 
-
HPI garu= 
-
HPI garu= 0,013 (HP)
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Cuci semua bagian traktor dan garu sampai
benar-benar bersih.
-
Periksa semua bagian traktor dan garu
-
Lumuri semua baut dengan minyak pelicin/minyak
gammuk.
-
Sebelum disimpan ada baiknya lepaskan
garu dari traktor.
-
Pastikan tuas kopling dalam keada on
agar per nya tidak mudah rusak.
-
Simpan traktor dan garu di tempat yang
aman
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
C.
Kesimpulan
1.
Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai
suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai
dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia sehingga menjadi lebih subur.
2.
Pengolahan tanah sangat penting dalam
kegiatan pertanian agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
3.
Traktor roda dua merupakan alat/mesin
pengolahan tanah yang cukup efektif dalam pengolahan tanah karena dapat
digandengkan denagn berbagai bagian implement traktor.
4.
Bajak singkal, glebek dan garu merupakan
alat/implement pendukung traktor roda dua dalam proses pengolahan tanah.
D.
Saran-Saran.
1.
Kepada seluruh mahasiswa diharapakan agar
selalu giat dan aktif setipakegiatan praktikum yang dilakukan sehingga bukan
hanya lulus mata kuliah ini saja akan tetapi mendapatkan ilmu dan manfaat yang
besar.
2.
Pada praktikum kali ini kami berharap
semoga pada praktikum selanjutnya alat yang digunakan dapat lebih menunjang
serta mencukupi sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan lancar.
3.
Kepada teman-teman kelompok agar pada
saat praktikum berlangsung agar semua mahasiswa ikut berpartisispasi pada saat
pemasangan dan pembukaan implemen pada traktor.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1970 “ laporan survey mesin dan alat pada pertanian padi di indonesia”,
Fakultas Mekanisasi Dan Teknologi Hasil Pertanian-IPB., Bogor.
Dahono
dkk, 1997, Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan, Bagian
Proyek Pendidikan Kejuruan Teknik IV, Jakarta
Mulyoto H
dkk, 1996, Mesin-Mesin Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta
Soedijanto, 1971. “ Laporan tentang kegiatan Dinas Alat-alat dan
Mesin-mesin Pertanian “, Direktorat Teknik Pertanian, Jakarta,.
Soeprodjo, P., 1974. “Cara-Cara Menentukan Ukuran Utama Traktor
Untuk Pengolahan Tanah”. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Wijanto, M.S., 1996,
Memilih; Menggunakan; Dan Merawat Traktor Tangan.
Depdiknas, 2002. Pengetahuan Alat dan Bahan dalam kegiatan
pertanian. Rineka Cipta dan Bina
Adiaksara. Malang.
Faridah, Anni dkk.
2008. Teknik Pembentukan bedengan lahan.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
LAMPIRAN
Pengambilan Data Lapangan
Judul Praktek :
Pengolahan
Tanah
Nama Alat/Mesin : 1. Traktor Roda Dua(Hand Tractor)
2. Bajak Singkal
3. Glebek
4. Garu
Spesifikasi Alat/Mesin(Lengkap) :

No
|
Pengukuran
|
Lajur
|
Keterangan
|
1
|
2
|
1
|
Lebar kerja alat/mesin 1
|
28
|
29
|
|
2
|
Lebar kerja alat/mesin 2
|
117
|
120
|
|
3
|
Lebar kerja alat/mesin 3
|
105
|
110
|
|
4
|
Jumlah nilai kolom
|
250
|
259
|
|
5
|
Rata-rata nilai kolom
|
250:3=83,33
|
259:3=86,33
|
|
6
|
Total Rata-rata nilai kolom
|
(83,33+
86,33)/2 =84,83
|
L=cm
|
|
7
|
Kedalaman kerja alat/mesin 1
|
10
|
15
|
|
8
|
Kedalaman kerja alat/mesin 2
|
7
|
6
|
|
9
|
Kedalaman kerja alat/mesin 3
|
5
|
7
|
|
10
|
Jumlah nilai kolom
|
22
|
28
|
|
11
|
Rata-rata nilai kolom
|
22:3=7,33
|
28:3=9,33
|
|
12
|
Total Rata-rata nilai kolom
|
(7,33+9,33)/
2=8,33
|
d=cm
|
|
13
|
Jarak tempuh kerja alat/mesin 1
|
20
|
20
|
Meter
|
14
|
Waktu tempuh kerja alat/mesin 1
|
53,54
|
38,2
|
Detik
|
15
|
Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 1
|
(0,37+0,52)/
2=0,44
|
V=m/det
|
16
|
Jarak tempuh kerja alat/mesin 2
|
20
|
20
|
Meter
|
17
|
Waktu tempuh kerja alat/mesin 2
|
42,83
|
39,17
|
Detik
|
18
|
Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 2
|
(0,47+0,51)/
2=0,49
|
V=m/det
|
19
|
Jarak tempuh kerja alat/mesin 3
|
20
|
20
|
Meter
|
20
|
Waktu tempuh kerja alat/mesin 3
|
30,89
|
32,11
|
Detik
|
21
|
Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 3
|
(0,65+0,62)/
2=0,63
|
V=m/det
|
|
22
|
Draft spesifik tanah
|
0,7422
|
Ds=kg/
|
|
23
|
Eff. Pener. Daya engine kedaya
|
63
|
Efl=%
|
|
24
|
Berat traktor + mesin
|
98+98=196
|
W=kg
|
|
25
|
Rolling resistance
|
30
|
Rr=%
|
|
26
|
Eff. Pener. Daya engine keroda
|
71
|
Ef2=%
|
|
27
|
Toleransi pengguna daya
|
30
|
Tl=%
|
|
PERSAMAAN
PERHITUNGAN DAYA
HP =
x (HP1
+HP2)
Keterangan:
HP = Daya Total (HP)
HP1 = Daya Untuk Menarik Alat/Implement (HP)
HP1 = Daya Untuk Menggerakkan Traktor/Mesin
Sendiri (HP)
Tl = Toleransi Pengguna Daya (%)
-
HP=
x0,025 + 0,919
-
HP=
x 0,944
-
HP= 1,348
HP bajak singkal=
Keterangan:
dS = Draft Penggaruan(kg/m)
d = Kedalaman Pemotongan Tanah (cm)
l = Lebar Pemotongan Tanah Dalam Pembajakan
(cm)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Alat/Implement (%)
-
HP1bajak singkal= 
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal= 
-
HP1bajak singkal= 
-
HP1bajak singkal = 0,025 (HP)
HPl
garu = 
keterangan:
dc = Draft Cultivator Per Mata Cultivator
(kg/bh)
n = Jumlah Mata Cultivator (bh)
V = Kecepatan Pengolahan Tanah (m/detik)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Alat/Implement (%)
-
HPI garu= 
-
HPI garu= 
-
HPI garu= 
-
HPI garu= 0,011 (HP)
HPl
bajak rotari = 
keterangan:
tsp = Torsi Spesifik Pembajakan (kg m/
)
d = Kedalaman Pemotongan Tanah (cm)
l = Lebar Pemotongan Tanah Dalam
Pembajakan(cm)
rpm = Jumlah Putaran Pisau Rotari Per
Menit(.../menit)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Alat/Implement (%)
HP2=

keterangan:
W = Berat Traktor (kg)
Rr = Kecepatan Pengolahan Tanah (m/detik)
l = Rolling Resistance (%)
Ef2 = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Roda(%)
-
HP2=
-
HP2= 
-
HP2= 0,919